Ketiga: Perjuangan

 Hari ini terdetik menulis puisi. Puisi ini bukanlah asing, melainkan pemerhatian kehidupan di sekeliling lalu diterjemahkan dalam bentuk bait-bait kata, aksara-aksara indah yang kita kenali sebagai seni sastera. Selamat membaca.


Perjuangan

Di angka 20
Normal rasanya
Suatu keadaan seksa
Keluh kesah
Jerih payah
Linangan air mata
Demi segulung ijazah
Atas konotasi duniawi, pastinya

Di angka 20
Normal rasanya
Hidup bagai roda
Sebentar kecap bahagia
Tak lama dirundung duka
Demi segulung ijazah
Atas konotasi duniawi, seyogia

Barangsiapa mengharmonisasi duniawi dan ukhrawi
Dalam hidup sehari-hari
Pasti ada kekuatan sebesar Himalaya
Sedalam Mariana
Seluas Atlantika
Pada mereka 
Yang berpaut, pada-Nya.

K.Daniel
Gaya, Sabah.

Comments

  1. Oh wow... puisi yang sangat mendalam

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Hehe. Terima kasih... Semoga terus muda, diangka 2 dekad + 1 tahun.

      Delete
  2. Sangat memahami dunia 20 ni. Terima kasih menterjemahkan sebilangan suara yg tidak dpt diungkap namun penulisan dpt membuka minda pembaca utk tetap kuat dan mohon pertolongan drpada-Nya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih... Benar. Jika rebah, mintalah pertolongan daripada-Nya, Sang Pemilik Segala Kekuatan.

      Delete
  3. Semoga terus Qowiy walau di mana jua berada.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih. Sama jua seperti anda. Tenang-tenang saja ya.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ketujuh Belas: Kembali Lebih Kuat, Semua.

Kelapan Belas: Perlahan, Sampai Tujuan

FLY HIGH EDUCATION CENTRE PILIHAN NO.1 PELAJAR UPKK, PSRA & PKSK